Hebat, Gadis Pengusaha Jepang Ini Masuk Islam Setelah Bertanya Pada Dr. Zakir Naik Tentang Ini, Lihat Juga Videonya
Alhamdulillah seorang gadis pengusaha asal Jepang masuk Islam di acara Dr. Zakir Naik. Gadis yang bernama Risa Mizuno itu menyatakan keislamannya setelah mendapatkan jawaban dari Dr. Zakir Naik atas keraguannya selama ini. Risa ragu-ragu apakah dalam Islam seseorang diperbolehkan mempraktekkan budaya dari agama atau bangsa lain. Risa mengalami dilema karena sebagai seorang Jepang, maka dia terkadang harus melakukan praktek-praktek dalam kebudayaan Jepang seperti mengenakan kimono dalam acara-acara tertentu, pergi ke kuil, dan sebagainya. Akhirnya setelah Dr. Zakir Naik menjawab keraguannya, Risa pun menyatakan keislamannya dengan prosesi syahadat yang dituntun oleh Dr. Zakir Naik. Apabila para pembaca ingin menonton video pertanyaan Risa, jawaban Dr. Zakir Naik, hingga masuk Islamnya Risa, bisa dengan mengklik link berikut: Gadis Jepang Masuk Islam Setelah Mendengar Jawaban Dr. Zakir Naik. Berikut ini transkrip pertanyaan Risa dan jawaban Dr. Zakir Naik:
Dr. Zakir: Apakah ada saudari yang non-Muslim di antara penonton? Saudari, apa kau non-Muslim?
Risa: Ya, aku non-Muslim, dan aku sangat menghargai karena kau lebih memprioritaskan yang non-Muslim untuk bertanya di sesi tanya-jawab ini.
Dr. Zakir: Siapa nama dan apa perkerjaanmu?
Risa: Namaku Risa Mizuno. Aku orang Jepang. Aku seorang pengusaha. Aku sudah belajar tentang Islam, dan aku ingin menjadi Muslim nantinya insya Allah. Aku punya satu pertanyaan. Apakah berdosa jika seorang Muslim mengikuti praktek atau budaya dari agama lain? Misalnya apakah berdosa jika aku mengenakan kimono atau mengenakan pakaian tradisional Jepang, pergi ke kuil, mengikuti budaya Shinto, dan sebagainya? Dan juga ketika ada seseorang yang meninggal, umumnya orang Jepang pergi ke kuil untuk pemakamannya. Jadi aku kemungkinan akan menghadapi dilema ini jika masuk Islam. Oleh karena itu aku meminta pendapatmu tentang masalah ini. Terima kasih.
Dr. Zakir: Saudari ini mengajukan pertanyaan yang sangat penting. Dia bertanya jika seseorang masuk Islam, dapatkah mereka mempraktekkan budaya dari agama lain? Dan dia memberikan contohnya seperti pergi ke kuil, dan sebagainya. Aturan dasarnya dalam Islam, seorang Muslim dapat mengikuti budaya manapun selama budaya itu tidak bertentangan dengan ajaran Quran dan hadits sahih Muhammad s.a.w. Jika budaya itu bertentangan dengan ajaran Quran dan hadits sahih (syariah Islam), maka ini tidak diperbolehkan.
Sebagai contoh, mengenakan jas dan dasi adalah budaya barat. Tapi tidak ada ayat Quran atau hadits yang melarang menggunakan jas dan dasi. Jadi aku mengenakan jas dan dasi dalam acara ini karena hukumnya mubah (dibolehkan). Lain halnya dengan mengenakan celana pendek dimana lutut kita terlihat. Aku sebagai seorang Muslim tidak boleh mengenakan celana pendek, karena aurat seorang pria yang harus ditutupi adalah dari pusar sampai lutut. Begitu juga wanita tidak boleh mengenakan kaus lengan pendek dan menampakkan rambutnya. Ini adalah budaya Barat yang bertentangan dengan syariah Islam.
Allah berfirman dalam surat Nuur[24]: 31,
“Katakan pada wanita beriman: " Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya...” (Qs. Nuur[24]: 31)
adi jika budaya itu bertentangan dengan Quran atau hadits sahih Rasulullah, maka ini tidak diperbolehkan. Tapi jika ini tidak bertentangan, kau boleh mempraktekkan budaya itu. Misalnya di Malaysia ada budaya mengenakan topi hitam. Dalam Islam boleh-boleh saja kita mengenakan topi berwarna hitam. Ini tidak masalah. Contoh lainnya di Cina atau Jepang orang-orang suka makan mie. Makan mie tidak dilarang dalam Islam. Jadi kau boleh makan mie meskipun budaya makan mie berasal dari Cina atau Jepang.
Sekarang berkenaan dengan pergi ke kuil. Kalau kau pergi ke kuil hanya untuk berwisata, maka tidak apa-apa. Aku sendiri telah mengunjungi banyak kuil, termasuk di antaranya kuil Shinto dan kuil Hindu. Bahkan aku juga telah ke gereja. Apabila aku melakukannya untuk berekreasi, ini tidak masalah. Tapi jika aku kesana untuk menyembah selain Allah atau menyekutukan Allah (syirik), maka aku telah melakukan dosa terbesar dalam Islam. Ini karena Allah berfirman dalam surat Nisa’[4]: 48 dan surat Nisa’[4]: 116,
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (Qs. An-Nisa’[4]: 48)
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” (Qs. An-Nisa’[4]: 116)
Dosa terbesar dalam Islam adalah menyekutukan Tuhan (menyembah yang lain selain Tuhan).
Dengan demikian tidak masalah jika kau pergi ke kuil untuk berekreasi, tapi tidak dibolehkan jika kau ingin beribadah.
Dan jika kau masuk Islam, kau tentunya harus memberitahu kerabatmu perlahan-lahan, dan jelaskan pada mereka tentang siapa itu Tuhan dan bukti-bukti bahwa Tuhan itu ada seperti yang kulakukan.
Aku tahu Shintoisme adalah agama yang mempercayai banyak tuhan (dewa). Dan Shinto itu sendiri berarti “jalan dewa-dewa.” Tapi banyak pakar Shintoisme yang juga setuju bahwa dalam berbagai jenis Shintoisme, ada satu yang mempercayai monoteisme (mempercayai satu Tuhan), meskipun jumlah penganutnya kecil.
Begitu juga umat Hindu mempercayai banyak tuhan (dewa), meskipun kitab mereka dengan jelas menyatakan bahwa Tuhan hanya satu dan tidak punya gambar.
Tapi dalam Shintoisme tidak ada kitabnya, tidak seperti Islam dengan kitab Quran, Hinduisme dengan kitab Wedha, Kekristenan dengan kitab Bibel. Namun dalam Shintoisme tidak ada kitab yang dipercayai sebagai firman Tuhan. Karenanya seringkali Shintoisme disebut sebagai sistem etika. Dan apa yang dilakukan Shintoisme adalah menjembatani jurang antara orang Jepang modern dengan orang Jepang tradisional. Ini lebih tepatnya adalah sistem etika dengan aturan-aturan dan bukanlah sebuah agama. Ini karena agama berarti “jalan Tuhan, namun Shintoisme tidak mempunyai sistem seperti yang ada dalam Islam, Kekristenan, dan Hinduisme.
Jadi aku meminta kepadamu untuk menjelaskan materi ceramah ini kepada anggota keluargamu, dan aku percaya bahwa banyak dari etika yang ada dalam Shintoisme juga diikuti dalam Islam, misalnya tentang menjadi manusia yang baik, tentang kemurahan hati, tentang mencintai sesama, semua ini umum. Aku ingin kau mencoba untuk menuntun anggota keluargamu kepada Islam.
Saudari aku ingin bertanya, apakah kau percaya Tuhan hanya satu?
Risa: Ya.
Dr. Zakir: Apa kau percaya bahwa menyembah berhala itu salah?
Risa: Menyembah berhala itu salah.
Dr. Zakir: Saudari apa kau percaya Nabi Muhammad adalah utusan Allah?
Risa: Ya.
Dr. Zakir: Masya Allah. Minimal ada 2 syarat yang diperlukan bagi siapapun untuk menjadi Muslim. Yang pertama mempercayai bahwa tak ada yang patut disembah selain Allah. Yang kedua mempercayai bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Dan kau berkata bahwa kau percaya keduanya. Itu artinya kau seorang Muslim. Jadi maukah kau mengucapkan Arabnya bahwa tiada yang patut disembah selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah?
Risa: Ya.
Dr. Zakir: Apakah ada yang memaksamu untuk masuk Islam?
Risa: Tidak.
Dr. Zakir: Apakah kau melakukannya karena keinginan sendiri? /
Risa: Benar.
Dr. Zakir: Tidak ada yang memaksamu.
Risa: Tidak.
Dr. Zakir: Apa ada orang yang menyuapmu?
Risa: Tidak, hahaha.
Dr. Zakir: Masya Allah. Karena dalam Islam, menyuap orang itu dilarang. Aku akan mengucapkan Arabnya dan kau bisa mengikutinya.
(Kemudian Dr. Zakir Naik menuntun Risa untuk mengucapkan syahadat)
Masya Allah kau telah menjadi Muslim. Alhamdulillah.
Dan aku berdo’a kepada Allah s.w.t semoga Dia semakin menuntunmu dan semoga Dia menghadiahimu surga. Dan aku berdo’a kepada Allah s.w.t semoga melaluimu, Dia menuntun orang Jepang lainnya dan anggota keluargamu kepada jalan Islam.
Risa: Terima kasih banyak.
Dr. Zakir: Sama-sama.
Wasalam.
Sumber :www.lampuislam.org
Sumber Video : www.youtube.com - by lampuislam
Dr. Zakir: Apakah ada saudari yang non-Muslim di antara penonton? Saudari, apa kau non-Muslim?
Risa: Ya, aku non-Muslim, dan aku sangat menghargai karena kau lebih memprioritaskan yang non-Muslim untuk bertanya di sesi tanya-jawab ini.
Dr. Zakir: Siapa nama dan apa perkerjaanmu?
Risa: Namaku Risa Mizuno. Aku orang Jepang. Aku seorang pengusaha. Aku sudah belajar tentang Islam, dan aku ingin menjadi Muslim nantinya insya Allah. Aku punya satu pertanyaan. Apakah berdosa jika seorang Muslim mengikuti praktek atau budaya dari agama lain? Misalnya apakah berdosa jika aku mengenakan kimono atau mengenakan pakaian tradisional Jepang, pergi ke kuil, mengikuti budaya Shinto, dan sebagainya? Dan juga ketika ada seseorang yang meninggal, umumnya orang Jepang pergi ke kuil untuk pemakamannya. Jadi aku kemungkinan akan menghadapi dilema ini jika masuk Islam. Oleh karena itu aku meminta pendapatmu tentang masalah ini. Terima kasih.
Dr. Zakir: Saudari ini mengajukan pertanyaan yang sangat penting. Dia bertanya jika seseorang masuk Islam, dapatkah mereka mempraktekkan budaya dari agama lain? Dan dia memberikan contohnya seperti pergi ke kuil, dan sebagainya. Aturan dasarnya dalam Islam, seorang Muslim dapat mengikuti budaya manapun selama budaya itu tidak bertentangan dengan ajaran Quran dan hadits sahih Muhammad s.a.w. Jika budaya itu bertentangan dengan ajaran Quran dan hadits sahih (syariah Islam), maka ini tidak diperbolehkan.
Sebagai contoh, mengenakan jas dan dasi adalah budaya barat. Tapi tidak ada ayat Quran atau hadits yang melarang menggunakan jas dan dasi. Jadi aku mengenakan jas dan dasi dalam acara ini karena hukumnya mubah (dibolehkan). Lain halnya dengan mengenakan celana pendek dimana lutut kita terlihat. Aku sebagai seorang Muslim tidak boleh mengenakan celana pendek, karena aurat seorang pria yang harus ditutupi adalah dari pusar sampai lutut. Begitu juga wanita tidak boleh mengenakan kaus lengan pendek dan menampakkan rambutnya. Ini adalah budaya Barat yang bertentangan dengan syariah Islam.
Allah berfirman dalam surat Nuur[24]: 31,
“Katakan pada wanita beriman: " Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya...” (Qs. Nuur[24]: 31)
adi jika budaya itu bertentangan dengan Quran atau hadits sahih Rasulullah, maka ini tidak diperbolehkan. Tapi jika ini tidak bertentangan, kau boleh mempraktekkan budaya itu. Misalnya di Malaysia ada budaya mengenakan topi hitam. Dalam Islam boleh-boleh saja kita mengenakan topi berwarna hitam. Ini tidak masalah. Contoh lainnya di Cina atau Jepang orang-orang suka makan mie. Makan mie tidak dilarang dalam Islam. Jadi kau boleh makan mie meskipun budaya makan mie berasal dari Cina atau Jepang.
Sekarang berkenaan dengan pergi ke kuil. Kalau kau pergi ke kuil hanya untuk berwisata, maka tidak apa-apa. Aku sendiri telah mengunjungi banyak kuil, termasuk di antaranya kuil Shinto dan kuil Hindu. Bahkan aku juga telah ke gereja. Apabila aku melakukannya untuk berekreasi, ini tidak masalah. Tapi jika aku kesana untuk menyembah selain Allah atau menyekutukan Allah (syirik), maka aku telah melakukan dosa terbesar dalam Islam. Ini karena Allah berfirman dalam surat Nisa’[4]: 48 dan surat Nisa’[4]: 116,
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (Qs. An-Nisa’[4]: 48)
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” (Qs. An-Nisa’[4]: 116)
Dosa terbesar dalam Islam adalah menyekutukan Tuhan (menyembah yang lain selain Tuhan).
Dengan demikian tidak masalah jika kau pergi ke kuil untuk berekreasi, tapi tidak dibolehkan jika kau ingin beribadah.
Dan jika kau masuk Islam, kau tentunya harus memberitahu kerabatmu perlahan-lahan, dan jelaskan pada mereka tentang siapa itu Tuhan dan bukti-bukti bahwa Tuhan itu ada seperti yang kulakukan.
Aku tahu Shintoisme adalah agama yang mempercayai banyak tuhan (dewa). Dan Shinto itu sendiri berarti “jalan dewa-dewa.” Tapi banyak pakar Shintoisme yang juga setuju bahwa dalam berbagai jenis Shintoisme, ada satu yang mempercayai monoteisme (mempercayai satu Tuhan), meskipun jumlah penganutnya kecil.
Begitu juga umat Hindu mempercayai banyak tuhan (dewa), meskipun kitab mereka dengan jelas menyatakan bahwa Tuhan hanya satu dan tidak punya gambar.
Tapi dalam Shintoisme tidak ada kitabnya, tidak seperti Islam dengan kitab Quran, Hinduisme dengan kitab Wedha, Kekristenan dengan kitab Bibel. Namun dalam Shintoisme tidak ada kitab yang dipercayai sebagai firman Tuhan. Karenanya seringkali Shintoisme disebut sebagai sistem etika. Dan apa yang dilakukan Shintoisme adalah menjembatani jurang antara orang Jepang modern dengan orang Jepang tradisional. Ini lebih tepatnya adalah sistem etika dengan aturan-aturan dan bukanlah sebuah agama. Ini karena agama berarti “jalan Tuhan, namun Shintoisme tidak mempunyai sistem seperti yang ada dalam Islam, Kekristenan, dan Hinduisme.
Jadi aku meminta kepadamu untuk menjelaskan materi ceramah ini kepada anggota keluargamu, dan aku percaya bahwa banyak dari etika yang ada dalam Shintoisme juga diikuti dalam Islam, misalnya tentang menjadi manusia yang baik, tentang kemurahan hati, tentang mencintai sesama, semua ini umum. Aku ingin kau mencoba untuk menuntun anggota keluargamu kepada Islam.
Saudari aku ingin bertanya, apakah kau percaya Tuhan hanya satu?
Risa: Ya.
Dr. Zakir: Apa kau percaya bahwa menyembah berhala itu salah?
Risa: Menyembah berhala itu salah.
Dr. Zakir: Saudari apa kau percaya Nabi Muhammad adalah utusan Allah?
Risa: Ya.
Dr. Zakir: Masya Allah. Minimal ada 2 syarat yang diperlukan bagi siapapun untuk menjadi Muslim. Yang pertama mempercayai bahwa tak ada yang patut disembah selain Allah. Yang kedua mempercayai bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Dan kau berkata bahwa kau percaya keduanya. Itu artinya kau seorang Muslim. Jadi maukah kau mengucapkan Arabnya bahwa tiada yang patut disembah selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah?
Risa: Ya.
Dr. Zakir: Apakah ada yang memaksamu untuk masuk Islam?
Risa: Tidak.
Dr. Zakir: Apakah kau melakukannya karena keinginan sendiri? /
Risa: Benar.
Dr. Zakir: Tidak ada yang memaksamu.
Risa: Tidak.
Dr. Zakir: Apa ada orang yang menyuapmu?
Risa: Tidak, hahaha.
Dr. Zakir: Masya Allah. Karena dalam Islam, menyuap orang itu dilarang. Aku akan mengucapkan Arabnya dan kau bisa mengikutinya.
(Kemudian Dr. Zakir Naik menuntun Risa untuk mengucapkan syahadat)
Masya Allah kau telah menjadi Muslim. Alhamdulillah.
Dan aku berdo’a kepada Allah s.w.t semoga Dia semakin menuntunmu dan semoga Dia menghadiahimu surga. Dan aku berdo’a kepada Allah s.w.t semoga melaluimu, Dia menuntun orang Jepang lainnya dan anggota keluargamu kepada jalan Islam.
Risa: Terima kasih banyak.
Dr. Zakir: Sama-sama.
Wasalam.
Sumber :www.lampuislam.org
Sumber Video : www.youtube.com - by lampuislam
Komentar
Posting Komentar